Perkembangan drama di Indonesia akhir-akhir ini bergitu pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan drama di televisi, drama radio, drama kaset, dan juga drama pentas.
Dalam naskah drama diperlukan juga petunjuk teknis, yang sering pula disebut teks samping.
Seorang pengarang drama – sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Pembaca cukup teliti akan dapat menangkap apa yang tersirat di balik
Setting atau tepat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Penetuan ini harus secara cermat sebab drama naskah harus juga memeberikan kemungkinan untuk dipentaskan. Setting
Dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan. Penuangan tiruan kehidupan itu diberi warna oleh penulisnya. Dunia yang ditampilkan di depan kita (pembaca)
Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama personae) adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu.
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema merupakan “struktur dalam” dari sebuah karya sastra.
Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yan berlawanan.
Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berebntuk cakapan atau dialog. Pembicaraan yang ditulis oleh pengarang naskah adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas
Willibrordus Surendra Broto Rendra atau populer dengan nama W.S. Rendra dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat julukan 'si Burung Merak' dari sahabatnya, (alm.) Mbah Surip.