Bahasa dan Sastra
PLOT ATAU KERANGKA CERITA
PLOT ATAU KERANGKA CERITA

Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yan berlawanan.

Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yan berlawanan. Konflik itu berkembang  karena kontradiksi para pelaku . Sifat dua tokoh itu bertentangan, misalnya: kebaikan kontra keburukan, tokoh sopan kotra tokoh brutal, tokoh pembela kebenaran  kotra bandit, tokoh ksatria kontra penjahat, tokoh bermoral kontra tokoh tidak bermoral, dan sebagainya. Konflik itu semakin lama semkain meningkat untuk kemudian mencapai titik klimak. Setelah klimaks lakon akan menuju penyelesaian.

Gustaf Freytag memberikan unsur-unsur plot ini lebih lengkap, yang meliputi hal-hal berikut ini.

  • Eksposition atau Pelukisan Awal Cerita.

Dalam tahap ini pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama dengan watak masing-masing. Pembaca mulai mendapat gambaran tentang lakon yang dibaca. Dalam Rome dan Yuliet, misalnya, pembaca mulai mengenal siapa Romeo, siapa Yuliet, dan bagaimana watak mereka.

  • Komplikasi atau Pertikaian Awal

Perkanalan Romeo dengan Yuliet ternyata berlanjut menjadi jalinan cinta yang mendalam. Dalam dialog di bawah ini, dapat diketahui betapa mendalamnya cinta keduanya.

Romeo : Kasih, demi bulan di langit aku bersumpah padamu!

Yuliet   : Jangan bersumpah demi bulan, karena bulan berbuah setiap saat. Jangan-jangan cintamu juga berubah.

Romeo : Lalu harus demi apa aku bersumpah?

Yuliet   : Jangan bersumpah. Atau jika kau ingin, bersunmpahlah demi diri sendiri. Aku percaya padamu. Sungguh, aku sangat mempercayaimu.

Romeo  : Bagaimana bersumpah demi diri sendiri?

Yuliet   :  Kalau begitu tidak usah bersumpah. Kuncup kasih yang bersemi ini semoga menjadi bunga yang permai. Sampai kita jumpa lagi, Romeo ...

Romeo  :Petunjuk cinta yang gaib telah mengantarku ke hadapanmu. Dan untuk cinta yang kudekatkan akan kutaruhkan segelanya. Tetapi .... aku semorang Montague ...

Yuliet    : Dan aku seorang Capulet? Mengapa kita punya nama? Biarlah aku menjadi bukan Capulet, dan Romeo, lupakanlah bahwa dirimu Montague.

Romeo   : Sayap cinta mempertemukan kita. Sebab itu tidak kutakuti nama.

Yuliet   : Jika kita bertahan terhadap nama, kita akan di bunuh.

Romeo  : Pandangan matamu lebih berbahayadari seribu pedang Capulet yang ditujukan ke jantungku. Demi cintaku, akan kuhadapi semuanya.

 

(Romeo-Yuliet 48-49)

Dalam dialog tersebut ditunjukan bahwa percintaan itu mendapat hambatan karena kedua keluarga itu saling bermusuhan, bahkan dapat terjadi bunuh membunuh jika hubungan antarkedua keluarga itu terjalin. Pengenalan terhadap para pelaku sudah menjurus pada pertikaian. Konflik mulai menanjak. Cinta Romeo dan Yuliet mendapat tantangan dari keluargaya.

  • Klimaks  atau Titik Puncak Cerita

Konflik yang meningkat itu akan terus sampai mencapai klimaks atau titik puncak kegawatan dalam cerita.

  • Resolusia atau Penyelesaian atau Falling Action

Dalam Tahap ini konflik mereda atau menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi atau meruncingkan konflik telah matu atau menemukan jalan pemecahan. Contohnya dalam kisah Romeo, konflik keras dan memuncak dari Romeo melawan tradisi keluarga Capulet dalam kematian Romeo.

 

Sumber: Walyu, Herman J.. 2002. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta. Hanindita.





Muhammad Saepul Rizal

Muhammad Saepul Rizal adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Nov 2022



0 Komentar





Bahasa dan Sastra Lainnya