Bahasa dan Sastra
PENOKOHAN DAN PERWATAKAN
PENOKOHAN DAN PERWATAKAN

Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama personae) adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu.

Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama personae) adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu. Salam susunan tokoh itu, yang terlebih dulu dijelaskan adalah nama, umur, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan jiwanya itu. Penulis lakon sudah menggambarkan perwatakan tokoh-tokohnya. Watak tokoh itu akan menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.

Dalam masyarakat kita, penamaan tokoh-tokoh biasanya dipertimbangkan dari segi watak, suku, usia, dan kelas sosial teretentu. Dari segi watak, ada nama-nama khas untuk tokoh-tokoh jahat dan nama-nama khas untuk nama-nama baik. Nama Kromodongso, misalnya, dikonotasikan pada tokoh yang tidak baik, dari kelas masyarakat rendahan, untuk orang usia tua, dan dari suku jawa. Lalu seperti Uling Rawapening, Simorodra, Bugel Kaliki, Jaka Soka, dan sebagainya, adalah nama-nama khusus bagi para algojo, para pencuri, pemahat, tukang emas, abdi dikraton, dan sebagainya. Jika seseorang bernama Cokrodiningrat, jelas itu bukan dari rakyat kebanyakan. Hal ini pun bisa menjadi salah satu identitas dari Tokoh Antagonis dan Protagonis.

  • Klsifikasi Tokoh

Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, seperti berikut ini.

  • Berdasarkan pernannya terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh seperti di bawah ini.
  1. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu dua figur tokoh protagonis utama, yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat dalam sebagai pendukung cerita.
  2. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita, dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
  3. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
  • Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut
  1. Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Mereka proses perputaran lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
  2. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
  3. Tokoh pembantu, yiatu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua lakon menampilkan kehadiran tokoh pembantu.

Sebagai contoh: dalam kisah Romeo dan Yuliet tokoh sentral adalah Romeo – Yuliet. Tokoh antagonis sekaligus tokoh sentral adalah Tybalt dan Paris. Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah pedeta Lorenso dan wakil keluarga Copulet. Tokoh-tokoh lain, seperti tentaram pangeran, inang, wakil-wakil Montague, dan wakil-wakil Copulet yang lain adalah tokoh-tokoh pembantu.

  • Perwatakan

Watak para tokoh harus konsisten dari awal sampai akhir. Watak tokoh protagonis dan tokoh antagonis harus memungkinkan keduanya menjalin pertikaian dan pertikaian itu berkemungkinan untuk berkembang mencapai klimaks. Kedua tokoh ini harulah tokoh-tokoh yang memiliki watak kuat (berkarakter) dan watak itu kontradiktif antar keduanya. Dapat juga keduanya memiliki kepentingan yang sama, saling berebut sesuatu, saling bersaing, dan sebagainya.

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional), yaitu keadaan fisik, keadaan psikis, dan keadaan sosiologis.

  • Keadaan fisik

Yang termasuk ke dalam keadaan fisik adalah: umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dan sebagainya.

  • Keadaan Psikis

Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mentalitas, standar moral, temperamen, ambisi, kompleks psikologis yang dialami, keadaan emosinya, dan sebagainya.

  • Keadaan Sosiologis

Keadaan sosiologis tokoh meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.

 

Sumber: Walyu, Herman J.. 2002. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta. Hanindita.





Muhammad Saepul Rizal

Muhammad Saepul Rizal adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Nov 2022



0 Komentar





Bahasa dan Sastra Lainnya