Bahasa dan Sastra
Resensi Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta” Karya Arifin C Noer
Resensi Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta” Karya Arifin C Noer

Drama yang di pertunjukan oleh KSSI IKIP Siliwangi pada Sabtu, 14 Oktober 2023 di Lapang PKM (IKIP Siliwangi) merupakan drama yang berkisah tentang Seorang nenek yang suka marah-marah karena melihat perlakuan cucunya bernama dudung usil terhadap neneknya mengambil kunci yang ada dibawah bantal. Dalam kisah drama ini pun ada perlakuan dari anak nenek yaitu lastri dan musta yang bersekongkol untuk melakukan perbuatan keji, dengan memanggil dukun untuk merenggut nyawa sang nenek tua, lastri dan musta ingin sang nenek tiada karena ingin menguasai hartanya dan sudah tidak tahan akan perlakuan yang sangat menjengkelkan terhadapnya.

Resensi Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta” Karya Arifin C Noer

Judul                           : Nenek Tercinta

Karya                           : Arifin C Noer

Sutradara                     : Rifki Ihtifazhuddin Al wafi

Asisten Sutradara        : Yudistira Setia Nugraha

Produksi                       : KSSI IKIP Siliwangi

Pimpinan Produksi       : Giast Ilyasa

Tokoh                           : Nenek, Lastri, Musta, Romli, Dukun, Darsi, dan Dudung

Pemeran                      : Halwah Shanifah Al Madani, Tarisa Sulistiani, Muhammad Robiul Hasan, Robi Rivaldo, Ridho Ramdhani Abdurahman, Amalia Divani Putri, dan Yudistira Setia Penata.

Ringkasan Drama “Nenek Tercinta”

Drama yang di pertunjukan oleh KSSI IKIP Siliwangi pada Sabtu, 14 Oktober 2023 di Lapang PKM (IKIP Siliwangi) merupakan drama yang berkisah tentang Seorang nenek yang suka marah-marah karena melihat perlakuan cucunya bernama dudung usil terhadap neneknya mengambil kunci yang ada dibawah bantal. Dalam kisah drama ini pun ada perlakuan dari anak nenek yaitu lastri dan musta yang bersekongkol untuk melakukan perbuatan keji, dengan memanggil dukun untuk merenggut nyawa sang nenek tua, lastri dan musta ingin sang nenek tiada karena ingin menguasai hartanya dan sudah tidak tahan akan perlakuan yang sangat menjengkelkan terhadapnya.

Kisah bermula ketika anak seorang laki-laki yang bernyanyi satu-satu aku sayang nenek dan melanjutkan bernyanyi nenek seorang pelaut. Anak laki-laki benama dudung itu bernyanyi sambil usil terhadap neneknya yang sedang tidur kemudian neneknya terbangun dan marah karena mengganggu ketika ia tidur lalu dudung usil mengambil sebuah kunci di bawah bantal nenek marah lagi dan melontarkan kata kunyuk kecil lalu Dudung pergi keluar. Ibu lastri yang merupakan anak dari nenek itu menghampiri nenek dan bertanya kenapa ada rebut terjadilah sebuah perdebatan anatara mereka karena usil dudung yang jahil.

Kemudian ada seorang lelaki yang bernama Musta ia adalah adik lastri sama halnya dengan Lastri mereka tidak suka dengan orang tua yang suka marah-marah, mereka ingin menguasai hartanya dan ingin orang tua (nenek) itu tiada secepatnya. Mereka berdiskusi di ruang tamu mencari dan merencanakan sebuah perlakuan keji dengan memanggil dukun kerumah, mereka percaya dengan melakukan ritual ini sang nenek akan cepat meninggal dunia. Setelah melakukan ritual dukun membaca mantra dan kemudian datanglah sebuah setan atau jin memakai jubah hitam dan yang satu tidak pakai baju badannya lentur sekali dan menyeramkan yang akan merenggut nyawa nenek di dalam kamar. Setelah itu setan pun kembali menghilang lalu musta memeriksa nenek dikamar membangunkan tetapi nenek tidak bangun, mereka senang melihat neneknya sudah meninggal tertawa lepas karena rencananya berhasil.

            Lalu seorang lelaki datang bernama Romli ia adalah cucu dari nenek, ia bertanya ada apa dan kenapa Lastri dan Musta menjawab Nenek sudah meninggal lalu romli debat dan marah, setelah itu Romli masuk kamar dan memastikan neneknya ia menangis dan membangunkan neneknya lalu nenek tersebut bangun dan memanggil nama Romli. Romli adalah cucu kesayangan nenek karena dia baik.  Ia senang sekali karena neneknya masih hidup, Lastri, Musta, dan Dukun mendengarkan percakapan Romli dan Nenek mereka terdiam, lalu memojokan kepada dukun karena tidak berguna ia merasa tertipu karena sudah kehilangan uang dan hal lainnya. Dukun tersebut langsung pergi keluar rumah.

Romli yang sedang duduk di ruang tamu, kemudian Dudung datang dan langsung menghampiri nenek di kamar. Ia menunjukan kunci dan neneknya pun mengatakan sini itu kunci nenek, tetapi Dudung akan mengembalikan jika neneknya memberikan uang. Nenek pun memberikan uang kepada Dudung, Ia senang dan tertawa sambil pergi keluar rumah. Berapa lama kemudian terdengar seorang wanita yaitu Darsi berteriak memanggil Lastri, langsung masuk kerumah menceritakan sambil menangis bahwa Dudung tertabrak mobil, Lastri dan Romli terkejut dan menangis keadaan menjadi menyedihkan setelah mengdengar tragedi tersebut. Nenek menyadari akan kondisi dan usia yang sudah tua. Ia menceritakan tentang mbah dan bapaknya Romli. Mbah adalah laki-laki pemalas sedangkan Bapak Romli adalah laki-laki pemberani, baik, cerdas, dan patuh kepada orang tua.

Kelebihan Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta”

Kelebihan pertunjukan Drama ini yaitu peran pemain tokohnya dan karakter nya sangat cocok dan keren setiap tokoh menjiwai perannya masing-masing. Pertunjukan drama ini sangat bagus sekali dalam pertunjukan ini pun diselipkan adegan lucu yang membuat penontonnya tertawa, adegan yang menyeramkan membuat penonton ketakutan, serta adegan kesedihan yang membuat penonton sedih terbawa suasana.

Kekurangan Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta”

Saya tidak menemukan kekurangan dalam pertunjukan drama ini. Pertunjukan drama ini sangat luar biasa, menghibur, dan sangat sayang apabila dilewatkan.

 

Alur Pertunjukan drama “Nenek Tercinta” yaitu alur maju, Alur dari pertunjukan Drama ini memiliki urutan yang mengandung hubungan yang logis, sehingga dapat dipahami oleh penonton. Mengandung suatu cerita yang kompleks, dimana setiap peristiwa yang ada dalam ceritanya saling berkaitan, menyajikan konflik permasalahan, dan resolusi.

Drama “Nenek Tercinta” termasuk drama Realis. Drama realis merupakan salah satu genre drama yang berpusat pada tata panggung. Dimana suasana panggung harus dibuat sedemikian rupa layaknya kenyataan dalam kehidupan, seperti yang tedapat dalam pertunjukan menunjukan di dalam rumah, seperti ruang tamu dan kamar.

Drama ini bertema tentang kemanusiaan, latar tempatnya di Rumah, tepatnya di ruang tamu, dan kamar. Penokohan dalam pemeran Drama “Nenek Tercinta” sebagai berikut, Nenek yaitu tokoh protagonis atau tokoh utama, tetapi pemarah, namun mudah sekali menangis. Lastri yaitu tokoh antagonis, penuh amarah, penentang protagonis. Musta yaitu tokoh antagonis, namun memiliki tingkah lucu dan konyol dalam memainkan perannya. Romli yaitu tokoh pendukung cerita, baik, penyabar. Dukun yaitu tokoh antagonis, Darsi centil, dan baik, Dudung ceria, perilakunya tidak sopan, jahil.

Perbedaan antara Naskah dan Pertunjukan Drama “Nenek Tercinta”. Dalam pertunjukan lafal pengucapan yang disampaikan oleh pemain peran berbeda tidak sesuai dengan teks naskah. Seperti pada awal pembukaan drama, tokoh dudung dalam pertunjukan mengucapkan salam lalu bernyanyi satu-satu aku sayang nenek dan melanjutkan bernyanyi nenek seorang pelaut. Sedangkan dalam Teks naskah tidak mengucapkan salam dan menyanyikan Burung kakaktua, hinggap di jendela Nenek sudah tua, kerjanya marah-marah.

 





Anisa Nuraini

Anisa Nuraini adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Apr 2023



0 Komentar





Bahasa dan Sastra Lainnya