Bahasa dan Sastra
Resensi Resital Drama Nenek Tercinta Karya Arifin C. Noer
Resensi Resital Drama Nenek Tercinta Karya Arifin C. Noer

Resital drama yang berjudul Nenek Tercinta karya Arifin C. Noer, berhasil digelar dengan epik, apresiasi untuk para tokoh dan tim produksi yang bekerja dibelakang panggung, sehingga resital drama ini berhasil digelar dengn sangat baik.

Resensi Drama

Judul Drama                : Nenek Tercinta

Penulis naskah            : Arifin C. Noer

Pimpinan Produksi      : Giast Ilyasa

Sutradara                    : Rifqi Alwafi

Astadara                      : Yudistira Setia Nugraha

Stage Manager           : Sherlen Elisabeth, Riska Dini Fatimah, Desti Laili Ilma Fahmiar

Aktor                           : Halwah Shahifah Al Madani, Tarisa Sulistiani, Muhammad Robiul Hasan, Robby Rivaldo, Ridho Ramdani Abdurrahman, Amalia Divani Putri, Alif Abdur Rafi Deriansyah, Yudistira Setia Nugraha.

 

Resital drama berjudul nenek tercinta karya arifin C noer ini sukses digelar di PKM IKIP Siliwangi. Dengan penampilan yang epik, resital drama ini mengambil tema realis, dengan latar disebuah rumah yang terdapat ruang tamu dan satu kamar. Tokoh utama didalam drama ini adalah nenek , lastri,musta dan romli. Dengan tokoh pembantu dudung, dukun dan setan. Nenek yang digambarkan sebagai seseorang yang suka marah-marah, cerewet,tidak sabaran dan pikun, kemudian lastri dan musta adalah tokoh antagonis yang digambarkan dengan rencana mereka yang bersekongkol ingin membunuh ibunya, walaupun musta digambarkan tokoh antagonis tetapi musta juga digambarkan sebagai orang yang lucu dan konyol dan ada romli yang berperan protagonis yang digambarkan sangat menyayangi dan membela neneknya. Kemudian ada dukun yang menjadi peran pendukung yang digambarkan antagonis karena membantu untuk membunuh si nenek. Kemudian ada dudung yaitu cicit dari si nenek yang merupakan anak yang sangat usil.Alur dari drama ini adalah alur maju

menceritakan tentang sorang nenek pemarah yang tinggal bersama anak perempuannya yang bernama lastri, selain itu juga ada menantu laki-lakinya yang bernama musta, cucunya yang bernama romli dan cicitnya yang bernama dudung. Dudung ini begitu usil sehingga sering membuat nenek marah. Selain sering marah-marah, si nenek juga  ternyata sudah pikun. Lastri dan musta yang sudah muak mengurus ibunya yang setiap hari marah-marah, lantas bersekongkol berencana untuk membunuh si nenek dengan cara menyewa dukun. Dukun itu datang kerumah mereka dan mencoba membaca mantra-mantra untuk membunuh si nenek. Romli yang mengetahui niat jahat paman dan bibinya itu sangat marah, kemudian menangisi si nenek yang ternyata hanya sedang tertidur, karena ternyata mantra dari si dukun itu tidak ada yang berhasil, dan si nenek tetap hidup. Romli pun marah  dan menyayangkan kelakuan paman dan bibinya sehingga terjadilah pertengkaran diantara mereka. Setelah itu dudung datang seperti biasa untuk mengusili nenek dengan membawa kunci nenek dan minta ditukar dengan uang untuk jajan. Setelah itu dudungpun keluar rumah dengan berjalan sambil menjahili romli yang sedang duduk diruang tamu. Tak lama dudung dikabarkan kecelakaan. Lastripun terkejut dan menangis, dan menyesali apa yang telah dia lakukan. Lastri sadar bahwa perbuatannya untuk mencelakai ibunya kini telah menjadi karma untuknya, cucunya yang sangat dia sayangi telah menjadi korban atas keserakahannya. Kemudian cerita ini ditutup oleh monolog nenek.

Dari resital drama ini terdapat pesan yang disampaikan oleh penulis kepada para penonton, keserakahan itu tidak ada baiknya. Mempercayai hal yang mustahil seperti dukun adalah tindakan yang sia-sia. Dan sudah seharusnya kita berbakti kepada orang tua yang sudah mengurus kita dengan baik.

Drama ini sukses digelar dengan sangat baik. Semua lakon yang tampil sangat pas dengan peran masing-masing. Gerak-gerik, eksresi,nada bicara,setting latar,kostum dan yang lainnya sangat dipersiapkan dengan matang dan sempurna. Apalagi untuk tokoh nenek dimana banyak menggunakan dialog panjang tapi tidak terlihat adanya suatu kesalahan dalam penyampaiannya. Apresiasi juga untuk tokoh yang lain, karena mereka berhasil membawakan peran masing-masing dengan sangat baik. Begitupun para pendukung dibelakang panggung yang telah bekerja dengan baik, sehingga resital drama ini berhasil digelar dengan baik.





Laili Noer Isni

Manusia Biasa.



0 Komentar





Bahasa dan Sastra Lainnya