PENG(AJAR)
Oleh Moh Naufal Mufid | Minggu, 13 April 2025 22:49 WIB | 29 Views
Cerita ini mengisahkan seorang pemuda bernama Anwar yang memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggu terhadap sekolah yang ada di daerahnya. Cerita tersebut mengisahkan perjuangan Anwar untuk bisa merubah sekolah yang ada di daerahnya agar bisa menjadi lebih baik. Bukan hanya itu kisah romansa dari Anwar Mutia juga mewarnai cerita yang ada.
Seorang pemuda yang tengah berbaring sembari bermain game online di smartphone – nya. Pemuda tersebut bukanlah seorang pria yang pemalas, justru sebaliknya. Dia adalah pemuda yang pekerja keras dan penuh dengan semangat. Dia bebaring sembari bermain game online karena dia nyaris putus asa, apa yang sedang dia perjuangkan belum kunjung mebuahkan hasil. Tiba – tiba notif pesan di hp nya mucul, pesan itu dari orang yang dia cintai yang Bernama Mutia. Isi pesan tersebut adalah “A akhirnya ada instansi yang mau ngasih donasi”, seketika pemuda tersebut bangkit dan membuka pesan dari Mutia. Sebelum lanjut pasti kalian bingung apa yang pemuda ini lakukan sebelunmnya, tenang saya akan menceritakan apa yang terjadi sebelumnya.
Pemuda tersebut bernama Anwar, dia adalah seorang guru honorer yang mengajar di sekolah SMA bernama SMA Bina Moral. Dia bekerja sebagai guru bukanlah karena dia bercita – cita ingin menjadi seorang guru. Dia menjadi seorang guru karena dia merasa satu – satunya sekolah SMA di daerahnya itu sangat perlu untuk dibenahi, pasalnya banyak sekali murid – murid dari sekolah tersebut yang kurang memiliki moral, sangat berbanding terbalik dari namanya kan ?. Itulah Anwar, bisa dibilang Anwar ini adalah contoh pemuda yang diharapkan oleh bangsa ini, memiliki jiwa nasionlisme yang tinggi, ya meskipun pada kenyataannya kalian tau sendirilah ya anak jaman sekarang seperti apa.
Jadi kita langsung saja masuk ke cerita perjuangan Anwar sebelumnya. Di pagi hari Anwar yang baru saja tiba di sekolah berjalan kearah gerbang sekolah. Di tengah dia berjalan dia melihat 3 orang siswa yang sedang nongkrong di warung sembari merokok. Kemudian Anwar menghampiri 3 orang siswa tersebut.
Anwar : “Heh kalian teh lagi pada ngapain disini bukannya masuk kelas malah pada ngerokok!”
Siswa 1 : “Bapak aja masih ada disini”
Siswa 2 : “Iya pak belum juga jam 7, guru – guru yang lain juga masih pada ngopi dikantor”
Siswa 3 : “Udah mending bapak gabung sama guru – guru lain aja sana, nih pak kalo mau sambil ngerokok saya kasih 1 batang
Para siswa itupun tertawa. Kemudian karena jam hampir menunjukan pukul 07:00 Anwar pun pergi meninggalkan para siswa tersebut sambil berkata “awas kalian jangan telat masuk kelas”. Anwar bukan tidak ingin untuk menindak siswa tersebut namun Anwar sadar jika siswa diberitahu dengan cara kasar bukannya sadar justru malah akan semakin berontak. Anwar punya cara sendiri untuk mendidik para siswa di sekolah tersebut. Jarang sekali kan kalian bertemu dengan orang seperti Anwar, memang pria idaman ya Anwar.
Kemudian cerita berlanjut di ruang guru, Anwar yang baru selesai mengajar pergi ke ruang guru. Di ruang guru beberapa guru yang sedang beristirahat, lalu Anwar menghampiri pak Ramli, pak Ramli adalah seorang guru PNS yang sering membantu Anwar jika Anwar memliki masalah finansial. Pak Ramli ini tahu bahwa guru honorer itu upahnya tidak seberapa, maka dari itu pak Ramli sering memberi bantuan Anwar dengan cara dia menyuruh Anwar untuk menggantikan dirinya mengajar di kelas lalu pak Ramli memberi upah kepada Anwar. Memang pak Ramli ini peduli sekali ya terhadap sesama manusia. Di ruang guru Anwar bertanya kepada pak Ramli untuk menanyakan keberadaan kepala sekolah
Anwar : “Pak, pak kepsek masih belum ada di ruangannya ya?”
Pak Ramli : “Iya war saya belum liat dia dari pagi”
Anwar : “Kemana ya pak, udah 2 minggu pak kepsek teh gak kesini – kesini”
Pak Ramli : “Yaaah biasa war, atasan mah sibuk, banyak rapat sana – sini, jadi wajar dia jarang ke kantor. Emangnya teh ada apa kamu cari pak kepsek?”
Anwar : “Saya teh mau nanyain soal gaji pak, udah 3 bulan gaji saya teh belum dibayar, saya udah tanya ke staff adminsistrasi katanya suruh saya langsung tanyain ke pak kepsek”
Pak Ramli:”ohhh, yaudah atuh war sabar aja lagian gaji nya juga gak seberapa, bahkan lebih besar upah yang saya sering kasih ke kamu”
Anwar : “Iya sih pak, tapi itu teh kan hak saya pak”
Pak Ramli : “Kayanya mah dana nya kurang war, soalnya dana BOS teh cair nya kecil. Udah mending kamu gausah ngarepin gaji itu, mending sekarang kamu lanjut ngajar mata Pelajaran saya sebentar lagi mulai di kelas 11 IPA 1”
Anwar : “ Yaudah kalo gitu pak saya teh lanjut ngajar lagi ya”
Padahal Anwar bukan hanya mau mengambil uang nya, tapi dia sadar ada hak yang harus dia terima. Tapi untung ini hanya ada dalam cerita tidak terjadi di dunia nyata, jika sampai terjadi ironi sekali ya. Setelah selesai mengajar Anwar pulang menggunakan motor honda Astrea miliknya, namun di tengah perjalan tiba – tiba motor Anwar mati. Anwar pun turun untuk memperbaiki motornya yang mati, Anwar membuka busi motornya dan membersihkannya, namun motornya masih belum bisa menyala. Setelah 1 jam lamanya Anwar mengotak – atik motornya tiba – tiba ada perempuan yang menghampiri Anwar untuk menanyakan apa yang terjadi pada Anwar.
Perempuan : “Punten, motornya kenapa a” ucap perempuan tersebut
Anwar : “Ini teh motor saya ….” Seketika Anwar terdiam setelah menengok ke arah perempuan tersebut dan memandangi wajah perempuan tersebut yang sangatlah cantik, samapai – sampai perempuan tersebut bertanya Kembali karena Anwar hanya terdiam tidak menyelesaikan perkataanya.
Perempuan : “ kenapa motornya a?”
Anwar : “oh iya, ini teh, motor saya mogok”
Perempuan : “barangkali ada yang bisa saya bantu a, soalnya saya perhatiin aa teh udah sejam lebih otak – atik motornya tapi masih gak nyala – nyala”
Anwar : “emang nya teteh ngerti motor?”
Perempuan : “enggak sih a, tapi biasanya kalau motornya gamau nyala bensinnya abis, aa udah coba cek bensinnya? Siapa tau bensinnya abis”
Anwar : “belum sih, yaudah saya coba cek dulu bensin nya” Anwar pun mengecek tangki bensin motornya, ternyata benar apa yang dikatakan perempuan tersebut, bensin motor Anwar habis.
Anwar : “eleuh… iya ternyata bensinnya abis, kayanya saya teh lupa isi bensin tadi pagi”
Perempuan : “Pantesan atuh a mau di otak – atik sampe taun depan juga gak akan nyala -nyala motornya. Yaudah atuh a diisi aja bensinnya kebetulan di depan ada pom mini”
Anwar : “Iya teh, kalo gitu saya isi dulu bensinnya ya, makasih ya udah bantu saya”
Perempuan : “Iya a sama – sama”
Ternyata motor Anwar mati bukan karena motornya yang rusak tapi Anwar yang lupa mengisi bensin motornya, ini adalah bukti bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Mungkin Anwar orang yang baik, peduli terhadap bangsa tapi dia pelupa.
Anwar pun mendorong motornya menuju pom mini, namu ketika dia sedang mendorong motornya tiba – tiba Anwar Kembali menghampiri Wanita tersebut.
Perempuan : “kenapa balik lagi a, ada yang lupa?”
Anwar : “Iya teh saya lupa”
Perempuan : “kelupaan apa a ?”
Anwar : “Saya lupa kenalan, kenalin nama saya Anwar”
Perempuan : “ih si aa saya kira lupa ada barang yang keinggalan, nama saya Mutiara”
Disinilah awal pertemuan Anwar dengan kekasihnya Mutia, emang terkadang jodoh itu terkadang datangnya dari peristiwa yang tidak terduga.
Sampainya Anwar dirumah menunjukan pukul 21:00, Anwar membuka pintu dan melihat ke 3 adiknya yang tengah tertidur lelap di ruang tamu. Kemudian Anwar berjalan ke dapur dan membuka tudung saji di meja yang didalamnya ada semangkuk singkong, lalu Anwar menyimpan kantong keresek berisikan makanan yang dia beli dijalan setelah itu Anwar menutup Kembali tudung sajinya. Mungkin sekarang kalian tahu, mengapa Anwar ini orangnya sangatlah rajn dan memiliki semangat yang tinggi. Di pagi hari berikutnya Anwar dalam perjalan menuju sekolah, di tengah perjalan lagi – lagi Anwar berhenti, bukan karena motornya mogok, namun Anwar melihat siswa yang hari kemarin dia lihat sedang merokok di warung dekat sekolah. Siswa tersebut tengah medorong motornya di pinggir jalan, karena itu Anwar berhenti untuk menanyakan apa yang terjadi pada siswa tersebut.
Anwar : “Motor kamu teh kenapa di dorong, naikin atuh” Siswa tersebut hanya diam karena dia kaget dan heran Anwar berhenti menghampiri diri nya
Anwar : “Motor kamu teh mogok?, coba sini saya cek” Anwar mencoba untuk menyalakan motor tersebut namun tidak bisa menyala. Kemudian Anwar mengecek tangki bensin motor siswa tersebut. Ternyata motor siswa tersebut kehabisan bensin, akhirnya Anwar menyedot bensin motornya lalu dia pindahkan ke motor siswa tersebut dan motor siswa itupun Kembali menyala.
Anwar : “Nah motor kamu udah nyala nih, udah ya kalo gitu bapak duluan” siswa itu hanya terdiam seakan tidak percaya apa yang telah Anwar lakukan padanya, kemudian Anwar pun melanjutkan perjalananya.
Sesampainya di sekolah Anwar melanjutkan akrifitasnya di sekolah yaitu mengajar hingga jam istirahat tiba. Anwar pergi ke ruang guru seperti biasa Anwar ingin mencari kepala sekolah pada hari itu kebetulan kepala sekolah ada di ruang guru, ternyata kepala sekolah tersebut juga sedang mencari Anwar akhirnya Anwar pun masuk ke ruangan kepala sekolah tersebut.
Anwar : “bapak teh mau bicara dengan saya?”
Kepsek : “iya pak Anwar silahkan duduk”
Anwar : “iya pak, kebetulan saya juga dari kemarin nyariin bapak”
Kepsek : “Iya saya tahu pak Anwar mau membicarakan soal gaji kan?, jadi begini pak Anwar alhamdulillah dana BOS sudah cair, uang untuk membayar gaji pak Anwar juga sudah saya siapkan.
Anwar : “Syukur kalo gitu mah pak”
Kepsek : “ tapi gini pak Anwar, uang untuk membayar gaji pak Anwar itu saya ambil dari dana untuk kebutuhan fasilitas sekolah, jadi untuk tahun ini sekolah belum bisa terpenuhi kebutuhan fasilitasnya, saya juga mau menyampaikan karena dana BOS itu selalu tidak bisa mencukupi untuk membayar gaji guru honorer jadi terpaksa saya harus melakukan pemangkasan”
Anwar : “waduh, maksudnya saya bakal dipecat gitu pak?”
Kepsek : “Mohon maaf sekali ya pak Anwar, saya bingung dengan dana BOS yang terbatas harus cukup untuk keperluan sekolah juga gaji guru honorer, saya juga selalu gak enak sama pak Anwar harus tertunda terus gaji nya, sekarang saja saya bingung dana untuk kebutuhan sekolah harus dipotong untuk membayar gaji pak Anwar”
Anwar : “ada cara lain gak pak selain pemangkasan, saya teh rela pak kalo gaji saya ditunda buat memenuhi betuhan sekolah, asalkan saya tetep mengajar disini”
Kepsek : “Ya tapi mau sampai kapan pak Anwar, soalnya nominl dana BOS itu tidak besar tidak cukup buat memenuhi keduanya, yang ada saya akan merasa bersalah karena terus menunda gaji pak Anwar gak enak saya pak”
Anwar : “Saya mohon pak, saya teh masih pengan ngajar disini, atau saya bantu carikan dana tambahan buat kebutuhan sekolah ini pak”
Kepsek : “Caranya gimana pak Anwar, masa bapak selalu gak Nerima gaji selama mengajar disini”
Anwar : “gak apa – apa pak saya teh Ikhlas kalau gaji saya dipending terus buat nalangin kebutuhan sekolah”
Kepsek : “Pak Anwar serius? Jadi gak masalah kalau gaji bapak dipake dulu buat memenuhi kebutuhan sekolah”
Anwar : “iya pak gak apa – apa saya Ikhlas”
Kepsek : “Luar biasa pak Anwar ini memang bekerja tanpa kenal pamrih, bangs aini butuh anak muda seperti pak Anwar, yaudah kalau gitu gaji pak Anwar dipakai untuk kebutuhan sekolah dulu ya pak Anwar, sementara saya juga akan pikirkan Kembali perihal pemangkasan guru honorer, makasih ya pak Anwar”
Anwar : “Iya pak sama – sama”
Bukan uang yang Anwar terima melainkan kabar buruk yang dia terima, memang kejadin yang sangat memprihatinkan ini terkadang sering terjadi pada orang – orang seperti Anwar. Ya mau bagaimana lagi dana BOS yang di terima sekolah tersebut sangat kecil sampai – sampai tidak cukup untuk membayar gaji guru honorer yang paling hanya 250 ribu sebulan.
Memang niat Anwar mengajar di sekolah tersebut bukan untuk mencari nafkah tapi seperti yang diawal sempat di sampaikan Anwar hanya ingin melakukan yang terbaik untuk orang – orang yang ada di sekitarnya. Setelah mengobrol dengan kepala sekolah Anwar Kembali ke kelas untuk mengajar hingga sore hari tiba selepas Anwar selesai mengajar dia berjalan menuju parkiran sekolah namun Nampak dari kejauhan dia meliha siswa yang pada pagi hari tadi dia bantu ketika motornya mogok. Anwar pun menghampiri siswa tersebut yang tengah berdiri di samping motornya.
Anwar : “Kamu ngapain berdiri disini, kenapa belum pulang”
Siswa : “nungguin bapak”
Anwar : “ngapain kamu teh nungguin bapak, motor kamu mogok lagi?”
Siswa : “nggak pak, saya teh mau ucapin terimakasih, soalnya bapak udah nolongin saya tadi pagi”
Anwar : “oh… iya sama – sama, kebetulan aja itu bapak lewat liat kamu lagi dorong – dorong ya bapak berhenti lah”
Siswa : “kenapa bapak teh mau berhenti buat nolongin saya, padahal beberapa guru lain lewat waktu saya dorong motor gak ada yang berhenti buat nolongin saya”
Anwar : “masa? Mungkin mereka teh lagi buru – buru terus gak liat kamu, lagian kamu teh kan siswa sekolah ini siswa bapak juga jadi udah seharusnya atuh bapak nolongin kamu”
Siswa : “Saya juga mau minta maaf kemarin waktu bapak nasehatin saya, saya sama temen – tem teh malah ngebantah terus”
Anwar : “iya bapak maafin, bapak teh kurang suka soalnya liat kalian ngerokok di deket are sekolah, gak pantes anak seuisa kalian udah ngerokok”
Siswa : “ iya pak maaf, lain kali saya sama temen – temen gak akan ngerokok lagi di area sekiolah, sekali lagi makasih ya pak”
Anwar : “iya sama – sama, nama kamu teh siapa?”
Siswa : “dimas pak”
Anwar : “yaudah Dimas, kalo gitu bapak teh duluan ya”
Dimas : “iya pak mangga, hati – hati dijalan”
Ini lah cara Anwar untuk mendidik siswa nya, terbukti bukan dengan cara keras tapi melalui pendekatan seperti inilah yang bisa untuk meluluhkan siswanya. Dengan menggunakan motornya Anwar pun berangkat untuk pulang ke rumah namun lagi dan lagi di tengah perjalanan motor Anwar Kembali mati percis di tempat dia bertemu dengan Mutia kemarin. Mungkin ini adalah takdir ketika motor Anwar mati ada Mutia yang sedang membeli sesuatu di warung, akhirnya Mutia pun menghampiri Anwar
Mutia : “ A Anwar, motornya teh kenapa lagi?”
Anwar : “Mogok lagi teh, saya baru inget kalau bensin motor saya teh saya sedot buat di pindahin ke motor siswa saya”
Mutia : “astaga padahal 1 kilo sebelumnya itu ada pom bensin loh a, kayanya teh a anwar pelupa ya orang nya”
Anwar : “iya teh haha”
Mutia : “yaudah atuh a langsung isi aja di pom mini depan”
Anwar : “iya teh, em… ngomong – ngomong karena teh muti udah bantu saya 2 kali, boleh gak kapan – kapan saya ajak teh muti makan buat ucapan terimaksih saya”
Mutia : “aduh gak usah repot – repot a, lagian saya cuman bantu nunjukin pom mini aja”
Anwar : “eh… rejeki teh gak boleh ditolak, dosa”
Mutia : “yaudah boleh a”
Anwar : “tapi gimana janjiannya ya kalo saya teh gak punya nomor the muti” Anwar pun mengeluarkan hp nya dan memberikan kepada Mutia untuk menuliskan nomor hp nya di hp Anwar.
Pertemuan ke 2 antara Anwar dan Mutia adalah awal cerita kedekatan mereka. Sejak saat itu Anwar menemukan perasaan baru yang belum ada sebelumnya, yaitu cinta. Keesokan harinya Anwar bersiap – siap untuk pergi Bersama Mutia untuk memenuhi janjinya mengajak Mutia makan. Banya topik pembicaraan yang mereka bicarakan bahkan plot twist nya adalah ternyata mereka satu SMP. Namun pada saat itu Anwar tidak mengenali Mutia karena pada saat itu Anwar sedang merasa hancur akibat ayah nya yang tiba – tiba pergi meninggalkan Anwar dan ketiga adiknya entah kemana, ibu nya yang sudah meninggal sejak dia umur 4 tahun membuat Anwar merasa tidak memiliki siapa – siapa lagi selain neneknya karena ayah nya pergi meninggalkan Anwar entah kemana. Jadi jangankan untuk berbaur dengan orang lain Anwar hanya bisa merasakan kehancuran dirinya. Selain itu ternyata Mutia sudah mengenali Anwar pada saat itu, namun dia enggan untuk berinteraksi dengan Anwar karena pada saat itu Anwar memang sangat amat menutup diri. Pertemuan mereka tidak hanya berhenti pada hari itu saja sejak Anwar mengajak makan Mutia mereka menjadi sering berjumpa sehingga membuat hubungan mereka semakin dekat banyak cerita kehidupan yang mereka tukar mulai dari kehidupan meraka sehari – hari hingga masalah mereka masing – masing, termasuk masalah Anwar di sekolah. Anwar bercerita kalau dia harus bisa membantu untuk bisa mendapatkan dana agar segala kebutuhan sekolah tersebut bisa terpenuhi. Mutia ternyata bukanlah perempuan yang cantik, tapi dia juga seorang perempuan yang pintar. Pada saat Anwar menceritakan masalahnya di sekolah Mutia membantu untuk memberiakan Solusi. Mutia menyarankan Anwar untuk mencari donasi ke instansi – instansi besar, bahkan Mutia bersedia untuk membantu menemani Anwar untuk mencari donasi tersebut. Beruntung sekali ya Anwar bertemu perempuan seperti Mutia, parasnya sangat cantik, otaknya begitu pintar dan hatinya sangatlah baik.
Setelah menerima saran dari Mutia Anwar pun mulai membuat sebuah proposal yang akan dia ajukan ke beberapa instansi. Pada saat Anwar berjuang untuk mencari donasi Mutia selalu ada di samping Anwar untuk menemani Anwar sekaligus mengingatkan Anwar untuk mengisi bensi motornya agar motornya tidak mogok lagi. Hari demi hari mereka lewati banyak instansi yang sudah mereka datangi namun belum satupun ada instansi yang memberikan jawaban. Hingga Anwar pun ada dititik nyaris putus asa. Anwar hanya bisa merenung dan pasrah bahwa dia tidak bisa mengajar lagi di sekolah tersebut, saking pasrahnya dia sampai bingung harus berbuat apa lagi akhirnya dia hanya bisa berbaring dan bermain game di hp nya. Nah inilah kilas balik cerita Anwar sebelum dia menerima pesan bahagia dari Mutia, jadi kita bisa melanjutkan cerita aslinya.
Anwar beranjak dari tempat tidurnya untuk bersiap – siap bertemu dengan Mutia. Anwar dan Mutia mendatangi instansi yang berkenan untuk memberikan donasi untuk sekolah SMA Bina Moral. Setelah lamanya Anwar dan Mutia mengobrol dengan pihak instansi pihak instansi tersebut sepakat untuk memberikan dana donasi untuk sekolah SMA Bina Moral. Uang dana donasi tersebut dikirimkanlah ke rekening bank milik Anwar. Akhirnya Anwar dan Mutia pulang dengan perasaan yang sangat Bahagia karena dengan dana donasi tersebut Anwar bisa tetap mengajar di sekolah tersebut. Sebelum mengantarkan Mutia pulang mereka mampir ke warung nasi untuk makan Siang, setelah makan tiba - tiba Mutia berbicara sesuatu yang sangat serius kepada Anwar
Mutia : "A saya teh mau ngomong sesuatu"
Anwar : "ngomong aja atuh neng gaperlu izin dulu"
Mutia : "minggu lalu ada laik - laki Yang datang ke rumah eneng"
Anwar : "siapa? Orang jahat ya hati - hati neng sekarang teh lagi banyak penipu"
Mutia : "bukan a, laki - laki itu teh anaknya temen bapak"
Anwar : "oh... Ngapain, lagi ada urusan ya bapak Sama temenya, urusan apa neng?"
Mutia : "dia datang mau ngelamar eneng a" seketika Anwar terdiam karena merasa tidak percaya dengan apa yang dia dengar
Mutia : "tapi eneng teh udah bilang ke bapak kalo eneng lagi deket sama aa. Kata bapak teh dia mau ketemu Sama aa, aa bisa kan temuin bapak eneng" Anwar masih terdiam karena bingung harus berbuat apa, ada rasa trauma yang ada dalam dirinya akibat perlakuan ayah nya dulu, hal tersebut yang membuat Anwar enggan untuk bertemu dengan bapak Mutia dari awal mereka kenal hingga saat ini
Mutia : "aa ih jawab malah diem"
Anwar : "aa teh masih takut neng ketemu bapak"
Mutia : "gak apa - apa a, neng yakin aa pasti bisa lawan trauma aa, mau ya a please"
Anwar : "yaudah neng aa usahain ya, kapan mau ketemu nya?"
Mutia : "hari ini aja a sekalian aa anterin eneng pulang"
Anwar : "yaudah neng hayu"
Saking cintanya Anwar kepada Mutia Anwar rela untuk melawan rasa traumanya di masa lalu. Akhirnya mereka pergi ke rumah Mutia, bapak Mutia sudah menunggu kedatangan Anwar. Kemudian Anwar Dan bapak Mutia berbicara 4 Mata tanpa ada Mutia dalam pembicaraan mereka. Dalam pembicaraan tersebut bapak Mutia menyampaikan bahwa Mutia adalah anak dia satu - satunya bapaknya juga menyampaikan kalau dia takut jika Mutia tidak segera menikah dia tidak akan mendapatkan momen untuk melihat anaknya menikah, karena disamping dari umurnya yang sudah Tua bapak Mutia juga mengidap penyakit yang suatu saat bisa merenggut nyawanya kapan saja. Bapak Anwar menjelaskan dia bukan ingin merusak hubungan Anwar dengan Mutia namun bapak Mutia tau jika Mutia bersama Anwar entah kapan Anwar akan melamar Mutia karena Mutia seeing menceritakan Anwar kepada bapaknya termasuk keadaan Anwar yang hanya seorang guru honorer. Bapak Mutia hanya ingin melihat anaknya menikah sebelum dia meninggal dunia. Selain itu bapak Mutia menceritakan laki - laki Yang minggu lalu datang untuk melamar Mutia, laki - laki tersebut adalah anak teman bapaknya Mutia Dan bapak Mutia tahu betul kalau laki - laki tersebut adalah orang yang baik, religius serta cukup mapan untuk bisa membangun keluarga bersama Mutia. Bapak Anwar meyakinkan Anwar jika Mutia akan sama bahagia nya meskipun Mutia bersama laki - laki tersebut. Mendengar semua penjelasan bapak Mutia Anwar merasa sangat dilemma, Anwar sangat mencintai Mutia namun disisi lain dia tidak bisa egois dia harus merelakan Mutia agar Mutia bisa bahagia dan membahagiakan bapaknya. Anwar pamit dari rumah Mutia tanpa ada sepatah katapun yang keluar lagi dari mulutnya. Anwar pulang dengan hati yang terombang - ambing pagi hari dia merasa sangat bahagia siang harinya perasaan Anwar dibanting oleh kenyataan kalau dia tidak bisa bersama Mutia lagi. Memang terkadang di dalam kehidupan ini kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan, Anwar sudah berhasil mendapatkan keinginannya untuk bisa tetap mengajar di sekolah, namun dia gagal untuk mendapatkan keinginannya untuk bisa bersama Mutia. Ya mending lah Anwar setidaknya berhasil dalam satu hal. Meskipun Anwar sedang merasa patah hati dia harus tetap melanjutkan tujuanya untuk memberikan uang donasi yang telah dia dapatkan. Sesampainya Anwar Di sekolah dia menyampaikan berita baik ini ke sekolah, Anwar memberikan uang tersebut kepada kepala sekolah, dengan adanya uang donasi tersebut Anwar jadi bisa tetap mengajar di sekolah tersebut. Hari - hari Anwar kembali seperti semula Anwar tengah duduk sembari menyalakan TV, namun ketika Anwar menyalakan TV terdapat berita yang memberitakan sebuah kasus penggelapan dana donasi yang membuat Anwar kaget adalah kasus penggelapan dana donasi tersebut terjadi Di SMA Bina Moral ditengah Anwar fokus menonton berita tersebut tiba - tiba ada yang datang ke rumah Anwar yang kemudian di hampiri oleh nenek Anwar, orang tersebut berbicara kepada nenek Anwar "selamat Siang, kami dari kepolisian apa betul ini kediaman saudara Anwar" Anwar mendengar perkataan tersebut kemudian menengok Dan cerita pun selesai.....
Moh Naufal Mufid adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Mar 2025
0 Komentar