Pendidikan
Interactive Fiction (IF) dan Pengaruhnya Dalam Pembelajaran Bahasa
Interactive Fiction (IF) dan Pengaruhnya Dalam Pembelajaran Bahasa

IF (Interactive Fiction) membuka jendela baru untuk pemahaman bahasa dan budaya, menjadikan pembelajaran bahasa sebagai petualangan mendalam yang melibatkan dan memotivasi para pembelajar.

Untuk yang ketigakalinya, fakultas bahasa dan sastra IKIP Siliwangi sukses menyelenggarakan seminar internasional bertajuk “Language Education International Conference (LEICon) : Technology Digital in Language and Literature Education” pada Rabu, 20 September 2023. Seminar internasional ini dihadiri oleh kurang lebih 450 peserta dan diisi oleh empat narasumber yang kompeten di bidangnya. Keempat narasumber menyajikan materi dan permasalahan yang banyak dibicarakan oleh dunia, yakni AI (Artificial Intelligence) dan pengaruhnya di dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Salah satu narasumber, yakni Prof.Anas Ahmadi, M.Pd, selain membahas mengenai perkembangan AI (Artificial Intelligence) di dunia pendidikan, beliau juga mengenalkan IF (Interactive Fiction) sebagai media  dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Pembahasan IF (Interactive Fiction) menjadi menarik, karena di saat dunia pendidikan terus berkembang dan media pembelajaran harus ikut berkembang dengan berbasiskan teknologi, IF (Interactive Fiction) bisa menjadi sebuah solusi yang ditawarkan untuk membantu media pembelajaran bahasa yang inovatif.  

Di dalam seminar, Prof. Anas menjelaskan alasan mengapa IF (Interactive Fiction) disebut dengan istilah interaksi fiksi adalah karena di dalam IF (Interactive Fiction), pembaca, penonton, penikmat, dan penanggap melakukan yang namanya reaksi. Reaksi tersebut adalah sebuah upaya untuk memberikan tanggapan atau argumen. IF (Interactive Fiction) yang biasa digunakan oleh hampir seluruh anak-anak hingga orang dewasa adalah games. Ada berbagai macam genre games yang tersedia, ada petualangan, strategi, role player, simulasi, horor hingga Scifi. Menurut Dennis Jerz, IF (Interactive Fiction) disebut sebagai naratif yang dikelola pada sistem komputer dengan terperinci, di mana pengguna/pembaca bisa menentukan hasil cerita akhir. Sistem akan menampilkan beberapa baris atau paragraf teks, lalu pengguna memilih dan memasukkan perintah, kemudian sistem menggambarkan apa yang terjadi selanjutnya.

Interactive fiction sudah ada sejak dulu, dengan "Choose Your Own Adventure" sebagai salah satu contoh paling terkenal. Namun, seiring perkembangan teknologi, kini kita memiliki akses game online yang menghadirkan pengalaman bermain peran yang lebih mendalam. Melalui games online, pembaca dapat memilih tindakan dan keputusan karakter, mengarahkan cerita sesuai keinginan, dan mendapatkan berbagai akhir cerita yang berbeda. Diulas dari databoks.katadata.co.id, hasil laporan survey We Are Social, Indonesia menjadi negara dengan pemain games terbanyak ke tiga di dunia.  Laporan tersebut mencatat ada 94,5% pengguna internet berusia 16-64 tahun di Indonesia yang memainkan video game per Januari 2022. Artinya hampir seluruh siswa menyukai game. Games yang banyak digunakan saat ini adalah games online. Maka, ketika seorang pendidik mampu menciptakan media pembelajaran dengan memanfaatkan IF (Interactive Fiction) dalam bentuk game terkini, bisa menjadi sebuah pengalam baru siswa belajar di era pembelajaran abad-21.

Di dalam games petualangan, salah satunya seperti Genshin Impact, biasanya akan menyuguhkan sebuah story line yang menarik. Dialog perintah berupa teks singkat atau pun paragraf akan muncul untuk menampilkan cerita dan perkembangan karakter yang dimainkan. Dari jalan cerita dan teks yang ditampilkan bisa meningkatkan kemampuan membaca cepat, menyimpulkan konteks dan memecahkan sebuah permasalahan. Selain itu, pengguna harus bisa berkomunikasi dengan karakter dalam cerita, mendengarkan percakapan, dan merespons dengan benar. Maka, IF (Interactive Fiction) dapat membantu siswa memperbaiki kemampuan mereka dalam berbicara dan mendengarkan, dua aspek penting dalam pembelajaran bahasa.

Walau pun IF (Interactive Fiction) bisa memberikan manfaat baru dalam pembelajaran inovatif, pendidik harus bisa mengintegrasikan IF (Interactive Fiction) dengan tujuan pembelajaran dan memastikan teknologi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Cerita atau games yang dibuat atau dipilih juga harus sesuai dan mendukung dengan konteks materi yang akan diajarkan.

Dalam era di mana komunikasi lintas budaya dan bahasa adalah keterampilan penting, penggunaan IF (Interactive Fiction) dalam pembelajaran bahasa adalah langkah menuju pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. IF (Interactive Fiction) membuka jendela baru untuk pemahaman bahasa dan budaya, menjadikan pembelajaran bahasa sebagai petualangan mendalam yang melibatkan dan memotivasi para pembelajar.



Referensi Bacaan :


https://www.sbgames.org/sbgames2013/proceedings/cultura/Culture-6_short.pdf


https://www.fortell.org/wp-content/uploads/2022/10/July-2022-44-55.pdf


https://www.edutopia.org/blog/interactive-fiction-in-the-classroom-matthew-farber





Amira Halimatu Sadiyah

Sang pengembara bumi yang atas izin tuhannya diperjalankan untuk mengarungi luasnya lautan hikmah.



0 Komentar





Pendidikan Lainnya