BERBICARA DAN MEMPRESENTASIKAN: MEMBANGUN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SEKOLAH DASAR
Muhamad Hazriel Triradiyana (22210052)
PENDAHULUAN
Keterampilan berbicara merupakan bagian penting dalam proses komunikasi dan pembelajaran, khususnya di jenjang Sekolah Dasar (SD). Kemampuan berbicara dengan santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat, serta memahami kosa kata makna denotatif, konotatif, dan kiasan sangat berperan dalam perkembangan akademik dan sosial siswa. Pembelajaran berbicara bukan hanya sebatas kemampuan teknis berucap, tetapi juga bagaimana menyampaikan pesan dengan efektif dan sopan agar dapat dipahami dengan baik oleh pendengar.
PENTINGNYA BERBICARA DENGAN SANTUN
Di usia sekolah dasar, anak-anak belajar berinteraksi secara aktif dengan guru, teman, dan lingkungan sekitarnya. Pembiasaan berbicara santun dengan volume dan intonasi yang tepat membantu siswa untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan cara yang lebih baik. Selain itu, berbicara dengan santun juga mencerminkan karakter positif seperti kesopanan, empati, dan rasa hormat terhadap lawan bicara. Misalnya, dalam kegiatan percakapan sehari-hari, siswa diharapkan mampu berbicara tanpa memotong pembicaraan dan mendengarkan dengan seksama sebelum memberikan tanggapan.
KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI INFORMASI
Kemampuan menceritakan kembali informasi dari teks narasi adalah keterampilan yang mengintegrasikan membaca pemahaman dan kemampuan berbicara. Teks narasi, baik itu cerita rakyat, dongeng, atau cerita imajinatif, menjadi sarana yang efektif untuk melatih daya ingat, pemahaman, dan keterampilan bertutur siswa. Melalui latihan ini, siswa belajar menyusun ulang cerita menggunakan bahasa mereka sendiri tanpa mengubah makna inti teks. Selain itu, siswa juga dilatih untuk menyusun alur cerita dengan runtut, mulai dari pengenalan, konflik, hingga penyelesaian.
Contohnya, seorang siswa setelah membaca cerita Si Kancil dan Buaya dapat menceritakan kembali kisah tersebut dengan menggunakan kosa kata yang sederhana namun tetap mempertahankan struktur cerita.
Memahami Kosa Kata: Makna Denotatif, Konotatif, dan Kiasan
Dalam berbicara, pemahaman terhadap kosa kata berperan penting untuk memilih dan menyusun kalimat yang sesuai dengan konteks percakapan. Ada tiga jenis makna yang sering muncul, yaitu:
1. Makna Denotatif: Makna yang sesuai dengan arti sebenarnya. Contoh: "Ibu membeli bunga mawar di pasar."
2. Makna Konotatif: Makna tambahan yang muncul dari asosiasi atau emosi. Contoh: "Dia adalah bunga desa." (bunga desa bermakna gadis cantik di kampung)
3. Makna Kiasan: Penggunaan bahasa yang bersifat figuratif atau tidak langsung. Contoh: "Jangan besar kepala!" (maknanya sombong atau angkuh).
Dengan memahami ketiga jenis makna ini, siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik dan efektif.
Penerapan dalam Pembelajaran
Guru dapat mengajarkan keterampilan berbicara ini melalui berbagai metode pembelajaran interaktif, seperti:
Diskusi Kelompok: Siswa berlatih berbicara santun dengan teman sekelompok.
Presentasi Cerita: Siswa diminta untuk menceritakan kembali teks narasi di depan kelas.
Permainan Peran (Role Play): Siswa berlatih menggunakan kosa kata konotatif dan kiasan sesuai konteks dalam permainan peran.
Latihan Intonasi dan Volume: Guru memberikan contoh berbicara dengan intonasi yang baik, kemudian siswa menirukannya dalam percakapan.
ISI
Berbicara dan Mempresentasikan: Membangun Keterampilan Komunikasi Siswa Sekolah Dasar
Keterampilan berbicara dan mempresentasikan adalah bagian penting dari perkembangan komunikasi siswa sekolah dasar. Pada usia ini, siswa sedang berada dalam fase kritis untuk belajar mengekspresikan diri, menyampaikan ide, dan memahami cara berkomunikasi yang efektif. Berbicara dan mempresentasikan tidak hanya membantu siswa menyampaikan informasi, tetapi juga membangun rasa percaya diri mereka dalam berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan berbicara yang baik memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasan secara jelas, menggunakan kosakata yang tepat, dan memilih intonasi serta ekspresi yang sesuai. Dengan latihan yang konsisten, siswa juga belajar berpikir kritis dan mengorganisasi informasi sebelum menyampaikannya. Keterampilan ini mendukung kemampuan sosial mereka untuk berinteraksi secara efektif, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Guru berperan penting dalam membimbing siswa mengembangkan keterampilan ini. Latihan percakapan sederhana, kegiatan bercerita, dan simulasi presentasi dapat menjadi metode efektif untuk membantu siswa belajar berbicara di depan orang lain. Menggunakan alat bantu seperti gambar atau media visual juga dapat membantu mereka menyampaikan ide dengan lebih mudah. Selain itu, memberikan umpan balik yang positif dan membangun akan meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar.
Di sisi lain, peran orang tua juga tak kalah penting. Orang tua dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara di rumah, mendengarkan mereka dengan penuh perhatian, dan mendorong mereka berbagi cerita atau bertanya. Dukungan dari lingkungan keluarga dan sekolah akan menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk mengasah keterampilan berbicara dan mempresentasikan.
Dengan pembelajaran yang terarah dan dukungan dari orang-orang di sekitar, siswa sekolah dasar dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, kritis, dan mampu berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi.
PENUTUP
Kemampuan berbicara yang santun, memahami kosa kata dengan berbagai makna, dan menceritakan kembali teks narasi bukan hanya mendukung penguasaan bahasa Indonesia, tetapi juga membentuk kepribadian siswa yang lebih percaya diri dan komunikatif. Pembelajaran ini perlu dikembangkan secara berkelanjutan agar siswa SD memiliki keterampilan komunikasi yang kuat sebagai bekal dalam jenjang pendidikan selanjutnya.
REFERENSI
Abidin, Y. (2021). Pembelajaran Literasi Berbasis Aktivitas di Sekolah Dasar. Bandung: Rizqi Press.
Tarigan, H. G. (2020). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Kemendikbud. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka: Pembelajaran Literasi untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suherli, M., et al. (2021). Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga.
Rosyid, A. (2019). Penggunaan Metode Role Play dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 8(2), 120-130.
Sutriyono, T., & Amalia, S. (2020). Keterampilan Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Jurnal Literasi dan Pembelajaran, 4(1), 45-55.
Hidayat, R. (2023). Pembelajaran Kosakata dan Makna dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(3), 78-85.
Iskandarwassid, & Sunendar, D. (2021). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.