"Aku maunya belajar sama Ibu."
"Ibu tuh guru tergokil tau ga?"
"Walaupun aku ga suka mapelnya, tapi aku suka Ibu."
"Bu jangan pergi ya . Disini aja ngajar kami sampai lulus."
"Kita semua sayang Ibu."
Guru mana yang tidak senang ketika kehadirannya yang biasanya banyak ditakuti, justru menjadi sangat diharapkan?
Menjadi seorang guru bukanlah profesi mudah. Perlu banyak tenaga, kesiapan mental, kerja keras, apalagi sabar yang harus memiliki stok berlimpah. Tugas guru juga tidak sederhana, selain perangkat pembelajarannya banyak, hal utama yang dilihat dari seorang guru adalah bagaimana cara dia mendidik.
Hai! Aku Sophia.
Tulisan ini mungkin belum sempurna dan belum sebaik tulisan orang lain yang lebih banyak ilmunya. Tapi aku hanya ingin sharing seputar apa yang pernah aku alami. Happy Reading!
Sebenarnya aku berkaca dari beberapa guruku semasa sekolah menegah. Dari mereka aku memegang prinsip bahwa jika kelak aku menjadi seorang guru, aku ingin seperti mereka. Aku ingin menjadi seorang guru yang berhasil membuat murid-muridku merasa betah dan kerasan ketika belajar denganku.
Nah disini aku mau berbagi beberapa tips berdasarkan pengalamanku sendiri, untuk menjadi seorang guru yang berhasil membuat ruang khusus di hati murid-murid.
1. Be A Humble Teacher
Kalau kamu seorang guru, coba deh sesekali tanya murid-muridmu. Guru siapa yang kalian takuti di sekolah? Biasanya mereka akan menjawab guru A. Ketika ditanyai alasannya kenapa, rata-rata mereka akan menjawab "Guru A galak tau Bu. Nyebelin." ? Mungkin bukan galak ya, lebih ke tegas. Satu tips ampuh yang udah pernah aku coba adalah menjadi guru yang humble. Wibawa seorang guru tetap dapat dibawa kok walaupun kita humble sama murid-murid. Yang terpenting mereka tetap mengerti bahwa kita adalah guru yang harus dihormati, tidak harus dengan cara tegas kalau humble justru membuat mereka merasa lebih kerasan dengan kita. Aku tahu, setiap guru memiliki karakteristik dan cara mengajar yang berbeda dan aku sama sekali tidak memaksakan seseorang harus menjadi humble teacher. Karena setiap guru memiliki caranya sendiri untuk murid-muridnya. Yang terpenting bagaimana membuat mereka merasa nyaman terlebih dahulu.
2. Masuklah ke Dunia Mereka
Kalau kamu seorang guru SMP, pasti ada suatu waktu kamu merasakan bahwa mereka sedang berada di fase pubertas alias baru mengenal yang namanya cinta monyet. Sedikit-sedikit crush, sedikit sedikit baper, sedikit-sedikit mau "modus" ke kelas lain karena ada gebetannya, sedikit sedikit di-ship in sama teman sekelas atau teman beda kelas. Ya! Itu yang aku rasakan. Aku ingat salah satu muridku yang pernah bilang "Curhat tentang crush ke Ibu anu, ga enak. Aku di judge terus." Terkadang ada kalanya kita juga perlu mengerti posisi mereka. Maksudnya kita bisa coba sejenak meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka dengan antusias dan menunjukkan ekspresi bahwa kita juga bisa merasakan apa yang mereka rasakan tanpa membuat mereka terasa dihakimi. Terutama mengenai masalah percintaan. Seringkali semakin dilarang atau dihakimi, mereka justru malah semakin nekat dan merasa tertantang. Kuncinya adalah buat mereka mau berbagi dunianya dulu dengan kita, buat mereka mau menerima kita ke dalam kehidupannya, dengan begitu pelan-pelan kita bisa menyisipkan nasihat-nasihat baik dan arahan melalui pembicaraan dari hati ke hati. Akan lebih mudah bukan?
3. Jadilah Bestie
"Ibu.,. Ibu jangan cepu ya? Aku mau cerita."
"Ibuu ayo kita cerita lagi."
Teringat ketika mereka menghampiriku dengan wajah antusiasnya beberapa minggu lalu. Batasan antara guru dan murid itu memang menjadi salah satu hal yang wajib diterapkan di sekolah, bahkan sudah menjadi salah satu sifat yang harus dimiliki guru. Tetapi, kamu tetap bisa menjadi bestie tanpa melanggar batasan-batasan atau norma-norma yang berlaku diantara murid dan guru loh.. Maksudnya adalah kamu bisa membangun kedekatan dan membuat mereka percaya bahwa bercerita kepadamu adalah hal yang menyenangkan tanpa mereka harus merasa khawatir ceritanya tersebar luas. Hal ini menurutku cukup ampuh. Selain hubungan yang terjalin semakin baik, sebagai guru, kita juga lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kehidupan dan kesulitan yang mereka alami baik selama belajar maupun di luar lingkungan belajar. Seringkali mereka membutuhkan sudut pandang orang dewasa atas segala permasalahan yang mereka hadapi. Percaya deh, ketika kamu berhasil menjadi bestie untuk mereka maka kamu akan merasakan sensasi yang berbeda. Rasanya menyenangkan sekali mendengarkan mereka dengan bebas bercerita kepadamu tanpa takut menyembunyikan apapun.
4. Cari Tahu Apa yang Mereka Sukai
Bagi seorang guru, bertemu murid introvert adalah hal biasa. Salah satu tips ampuh untuk membuat mereka mau terbuka adalah, dekati dan cari tahu hal-hal kecil yang sering mereka lakukan. Misalnya mereka senang menggambar, atau senang menulis cerita, atau mungkin senang bermain game. Kamu bisa melakukan pendekatan dengan pelan-pelan mengajak mereka bicara tentang topik yang mereka suka. Dengan begitu, secara tidak sadar perlahan mereka akan berpikiran bahwa kamu adalah guru yang nyambung dengan mereka dan tentu bisa dipercaya. Beberapa murid introvert yang pernah aku temui punya banyak cerita yang dipendam loh, hanya kepribadiannya yang memang senang menyendiri membuatnya seperti terlihat tidak minat bercerita. Padahal mereka sangat ekspresif ketika sudah mau terbuka. Oh iya, jangan lupa kasih validasi ya. Kamu bisa memberinya pujian, memberinya tepuk tangan, atau hadiah kecil atas hal-hal yang berhasil mereka capai. Dengan begitu, selamat kamu telah berhasil menaklukan anak introvert!.
5. Jangan Serius Banget
Seringkali aku mendengar cerita muridku, kalau sekolah itu melelahkan karena jenuh dan terus-terusan dicekoki pelajaran. Belum kalau ngantuk, banyak tugas, dan sebagainya. Oleh karena itu jangan serius banget, eits tapi bukan berarti tidak serius ya. Maksudnya tetap ada waktunya mereka belajar serius tetapi alangkah lebih baik kamu juga bisa membuat suasana kelas yang asik. Kita bisa menyisipkan candaan kecil, bercerita sedikit atau bermain game di sela-sela KBM. Bahkan kita bisa membuat mereka belajar namun seolah-olah mereka sedang bermain. Dengan begitu, mereka akan merasa semakin nyaman dan ketagihan ketika belajar dengan kita.
6. Jadilah Pendengar yang Baik
Tips terakhir yang ampuh aku terapkan selama menjadi guru adalah menjadi pendengar yang baik. Terkadang mereka sulit dan tidak terbiasa untuk bercerita, baik kepada teman, orangtua, yang akhirnya menjadikan mereka terbiasa untuk memendam segala sesuatunya sendiri. Terutama anak laki-laki! Mereka cenderung gengsi, dan bertahan pada stigma "kalau laki-laki itu harus kuat ga boleh lemah! Apalagi nangis." Padahal laki-laki juga manusia, dan cerita itu ga dosa wkwk. Oleh karena itu, penting sekali kita sebagai guru yang hampir setiap hari bertemu dengan mereka, bisa menjadi seorang pendengar yang baik. Ada satu kalimat yang aku sukai "Setiap perasaan itu valid." Ya, tidak ada yang berhak menghakimi apapun yang orang lain rasakan. Setidaknya jika kita tidak memiliki solusi, kita bisa menjadi pendengar yang baik untuk mereka.
Sekian beberapa tips dari aku. Kalian sangat boleh mencobanya ketika nanti menjadi seorang guru, atau mungkin sudah menjadi guru? Silakan ambil pesan baiknya, dan jangan ambil pesan buruknya yaa.. Kalau kata Sisca Khol "Mari Kita Coba!" ^-^
Semoga Bermanfaat ~