Cililin merupakan nama kecamatan yang terletak di kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat. Cililin dulunya merupakan kewedanan yang cakupan wilayahnya meliputi Sindangkerta, Cipongkor, Cihampelas, Gununghalu dan daerah sekitarnya. Menurut Drs. Said Raksakusumah kata “Cililin” berawal dari bahasa Belanda yaitu “Uit Tuin Lijn” atau “Elina” yang mempunyai arti pembuatan jalan. Hal tersebut dilatarbelakangi karena pada tahun 1840-1850 dilakukan pembuatan jalan yang membentang dari kampung Kaca-Kaca, Loji dan Tangsi Gununghalu untuk kebutuhan perkebunan.
Seperti daerah lain pada umumnya, Cililin mempunyai makanan khas yaitu Wajit. Wajit adalah sebuah makanan yang terbuat dari beras ketan, gula aren, dan kelapa. Munculnya wajit dilatarbelakangi oleh faktor tempat dan faktor pekerjaan masyarakat pada saat itu, dulu di Cililin pada tahun 1916 warganya banyak yang bekerja sebagai petani, mereka memiliki beberapa petak sawah dan diantara beberapa petak sawah tersebut ditanami beras ketan.
Seiring dengan berjalannya waktu beras ketan yang dari pemilik sawah tersebut menumpuk, sehingga warga sempat kebingungan untuk mengolah beras ketan tersebut. Melihat hal tersebut, Uti dan Juita kemudian mengolah beras ketan tersebut menjadi wajit. Mereka memanfaatkan hasil alam lainnya dari daerah sekitar Cililin dan Gununghalu seperti gula aren, kelapa, dan gula putih.
Makanan yang dibuat oleh Uti dan Juita mendapat respon yang baik dari warga, banyak warga yang menyukainya. Pada saat itu warga memesan makanan manisa ke Uti dan Juita, awalnya makanan ini disebut “ketan digulaan”. Kata wajit muncul saat “ketan digulaan” tersebut dihidangkan di sebuah pesta, kemudian orang jawa mencicipi “ketan digulaan” lalu bergumam “kalau di daerah saya, ini namanya wajik”. Sejak saat itulah istilah wajik melebur di daerah Cililin, karena pelafalannya berbeda akhirnya munculah istilah wajit yang dipakai sampai sekarang. Jadi, nama wajit berasal dari Cililin. Wajit diartikan sebagai makanan yang berbahan beras ketan, gula aren atau gula putih, parutan kelapa yang dibungkus dengan daun jagung. Wajit Cililin memang berasal dari Cililin, tetapi olahan seperti wajit tidak hanya ada di daerah Cililin.
DAFTAR REFERENSI
Firmansyah Akmal M. (2022). Cerita dari Bandung Barat #4; Perlawanan Antikolonial di Balik Manisnya Wajit Cililin. [Online]. Tersedia: https://bandungbergerak.id/article/detail/2857/cerita-dari-bandung-barat-4-perlawanan-antikolonial-di-balik-manisnya-wajit-cililin
SN Agus. (2021). Menelisik Sejarah Asal Mula “Cililin” dan Perjuangan Dibaliknya. [Online]. Tersedia: https://bandungkita.id/2021/07/28/menelisik-sejarah-asal-mula-cililin-dan-perjuangan-dibaliknya/