PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Oleh : Dita Marlina Sari Puspita Arum
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan berinteraksi dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi salah satu hal penting untuk masa depan. Pendidikan sudah dikenal sejak zaman sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat ini. Pendidikan menjadi salah satu hal pokok yang harus dipehatikan karena pendidikan mampu membentuk karakter pribadi setiap orang apabila sungguh-sungguh dalam menekuninya
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan sepanjang sejarah, dari masa kolonial hingga modern sistem pendidikan Indonesia terus bertransformasi demi memenuhi tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Pendidikan Zaman Kerajaan Hindu-Budha
Pendidikan pada masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia memegang peranan sentral dalam membentuk masyarakat yang tercerahkan secara spiritual dan intelektual. Sistem pendidikan didasarkan pada prinsip gurukula, di mana guru-guru, terutama para brahmana dan biksu, menjadi pengajar utama yang bertanggung jawab atas penyampaian ajaran agama, filsafat, dan etika moral kepada generasi muda. Kurikulum pendidikan meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, filsafat, sastra, seni, musik, tata bahasa, matematika, astronomi, dan kedokteran. Meskipun terutama diakses oleh kelas bangsawan, pendidikan juga tersedia bagi masyarakat biasa, meskipun dalam bentuk yang lebih praktis dan terbatas. Pendidikan tidak hanya disampaikan melalui pengajaran langsung, tetapi juga melalui seni dan sastra, seperti pertunjukan wayang kulit dan sastra lisan.
Pendidikan Zaman Kerajaan Islam
Pendidikan pada masa Kerajaan Islam di Indonesia memiliki peran penting agama dalam pembentukan masyarakat dan budaya. Sistem pendidikan didasarkan pada nilai-nilai Islam, dengan pengajaran agama, sastra Islam, dan ilmu pengetahuan umum menjadi fokus utama. Madrasah dan pesantren menjadi pusat pembelajaran utama, di mana para ulama dan kyai bertanggung jawab atas penyampaian ajaran agama dan ilmu pengetahuan kepada generasi muda. Kurikulum pendidikan mencakup pelajaran agama, bahasa Arab, tata bahasa, matematika, astronomi, dan kedokteran. Pendidikan diakses oleh semua lapisan masyarakat, meskipun mungkin lebih terfokus pada kelas bangsawan dan ulama. Pendidikan dalam bentuk seni dan sastra Islam, seperti khat, kaligrafi, dan seni ukir, juga ditekankan untuk menyampaikan nilai-nilai agama dan moral.
Pendidikan Zaman Portugis-Spanyol
Kedatangan Portugis dan Spanyol pada abad ke-16 di Indonesia mencerminkan pendidikan dalam upaya kolonisasi dan penyebaran agama Katolik. Sistem pendidikan didirikan dengan tujuan mengkonversi penduduk pribumi ke agama Katolik dan memperkuat kontrol politik atas wilayah jajahan. Para misionaris Katolik menjadi pengajar utama dalam menyebarkan ajaran agama, bahasa, dan budaya Eropa. Sekolah-sekolah Katolik didirikan di sepanjang pantai timur Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Portugis dan Spanyol, seperti Maluku dan Timor. Kurikulum pendidikan pada masa itu didominasi oleh pelajaran agama Katolik, bahasa Portugis atau Spanyol, dan pengetahuan umum yang relevan dengan kepentingan kolonial.
Pendidikan Zaman Kolonial Belanda
Saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda pendidikan di Indonesia tidak merata. Hanya sedikit orang Indonesia yang bisa sekolah, dan bahasa pengantar utamanya adalah Belanda. Orang Indonesia tidak memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan seperti orang Belanda. Sistem pendidikan didasarkan pada tujuan kolonial untuk menghasilkan tenaga kerja terlatih yang mendukung kepentingan ekonomi dan administratif Belanda. Pendidikan terutama berfokus pada pembentukan elit yang setia kepada kekuasaan kolonial, sementara masyarakat pribumi sering diabaikan atau diberi pendidikan yang rendah mutunya. Kurangnya infrastruktur dan kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan lokal menjadi masalah utama.
Pendidikan Zaman Jepang
Zaman penjajahan Jepang di Indonesia merupakan saat yang sulit untuk berkembangnya pendidikan di Indonesia. Jepang menyederhanakan sistem pendidikan formal menjadi tiga jenjang, yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) selama 3 tahun. Jepang melaksanakan program pendidikan yang didesain untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme Jepang dan mendukung agenda imperialisme mereka di Asia Tenggara. Mereka mengganti kurikulum sekolah dengan materi yang mendukung kepentingan militer dan industri Jepang, serta memperkenalkan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah. Meskipun ada peningkatan aksesibilitas pendidikan untuk masyarakat pribumi, pendidikan diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mendukung kepentingan Jepang. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, sistem pendidikan di Indonesia berubah lagi sesuai dengan kebijakan pendidikan nasional yang lebih merdeka dan inklusif.
Pendidikan Pada Masa Kemerdekaan
Pendidikan pada masa kemerdekaan Indonesia adalah saat yang penting dalam sejarah pendidikan negara ini. Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, pendidikan menjadi salah satu prioritas utama bagi Pemerintah. Pemerintah pun secara bertahap untuk melakukan reformasi pendidikan untuk meningkatkan aksesibilitas, relevansi, dan kualitas pendidikan. Langkah-langkah penting termasuk pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja, peningkatan anggaran pendidikan, serta pembangunan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia. Selain itu, program pengembangan guru juga diperkuat untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidik dan memberikan kesempatan pendidikan kepada semua orang. Mereka juga membuat Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk semua orang Indonesia, sehingga semua orang bisa belajar dengan baik. Ki Hajar Dewantara memiliki peran penting dalam mendirikan Taman Siswa, di mana pendidikan tidak hanya untuk kalangan elite, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan di Indonesia tidak hanya pada sekolah formal saja tetapi ada banyak pelatihan, seperti kursus online, dan aktivitas lain yang juga memberikan pengetahuan seperti ekstrakulikuler, dsb. Dengan perkembangan teknologi juga membuat pendidikan semakin modern dan tidak hanya berfokus pada pelajaran akademis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan lainnya.
Berdasarkan uraian mengenai perkembangan pendidikan di Indonesia dari masa ke masa, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari perjalanan sejarah dan perkembangan sosial masyarakat Indonesia. Mulai dari masa Kerajaan Hindu-Budha hingga masa kemerdekaan, pendidikan telah menjadi alat penting dalam membentuk karakter, nilai, dan pengetahuan masyarakat. Meskipun mengalami berbagai perubahan dan tantangan, seperti masa kolonialisme Belanda dan pendudukan Jepang, pendidikan tetap menjadi prioritas dalam upaya memperkuat identitas nasional, meningkatkan kesadaran akan kemerdekaan, dan memajukan bangsa. Selama masa kemerdekaan, pendidikan dijadikan fokus utama untuk membangun bangsa dan menciptakan kesetaraan akses terhadap pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perkembangan teknologi juga telah memberikan dampak signifikan terhadap pendidikan di Indonesia, dengan adanya platform online dan pendekatan pembelajaran yang lebih modern. Hal ini membuka peluang baru untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, serta memperluas ruang lingkup pembelajaran untuk mencakup pengembangan keterampilan lainnya di luar aspek akademis. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga sebagai wahana untuk membangun karakter, keterampilan, dan kesadaran sosial yang mendukung kemajuan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk terus memperhatikan dan mengembangkan sistem pendidikan agar dapat memenuhi tuntutan zaman dan mendukung visi pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.