Teknik Pomodoro: Belajar Efektif Hanya dengan 25 Menit
Teknik Pomodoro: Belajar Efektif Hanya dengan 25 Menit

Kamu mungkin tidak asing ketika mendengar teknik pomodoro, tapi apa sih yang dimaksud teknik pomodoro? lalu siapa pembuat teknik pomodoro?

Saat ini, ada beberapa macam metode belajar, salah satunya yaitu teknik pomodoro, lalu apa yang dimaksud dengan teknik pomodoro? dan siapa pembuat teknik pomodoro? disini mimin akan menjelaskan mengenai teknik belajar pomodoro.

Teknik pomodoro merupakan teknik belajar yang memanfaatkan keefektifan waktu. Teknik ini dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan dan pada saat melakukannya menggunakan konsentrasi tinggi. Teknik ini tidak mengandalkan waktu yang lama untuk belajar, tetapi menggunakan waktu yang lebih sedikit tetapi lebih efektif ketimbang belajar dalam waktu yang cukup lama.

Teknik pomodoro dibuat oleh Francesco Cirillo pada tahun 1980. Francesco Cirillo lahir di Italia pada tahun 1980, seperti seorang anak yang lainnya, dia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan kreatif, serta sering melakukan uji coba terhadap ide-ide baru yang dia miliki. Ketika dia berkuliah, dia mengalami masalah yaitu sering menunda-nunda dan susah untuk berkonsentrasi. Dia berpikir untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola waktunya, sehingga dia mulai melakukan uji coba  dengan menggunakan teknik yang berbeda-beda.

Teknik pomodoro lahir ketika dia sedang mengerjakan tugas di dapur, pada saat itu dia melihat jam timer yang berbentuk tomat, lalu dia mengatur timer selama 25 menit. Dalam kurun waktu tersebut, dia fokus dalam belajar atau melakukan pekerjaanya. Setelah timer yang di atur sudah habis, lalu dia mengatur timer yang baru selama 5 menit, waktu tersebut digunakan untuk beristirahat. Cara ini dilakukan oleh Cirillo secara terus menerus, sehingga dia dapat menemukan metode pembelajaran yang efektif, lalu dia mengenalkan teknik ini kepada teman-temannya, dan mendapatkan respon yang mendukung serta teknik ini menjadi populer. Teknik ini dinamakan pomodoro karena diambil dari jam timer yang digunakan berbentuk tomat, di Italia pomodoro artinya tomat.

Francesco Cirillo pada tahun 1990 mulai mengajarkan teknik pomodoro dalam lokakarya dan seminar. Dia menulis buku yang berjudul “The Pomodoro Technique: Do More and Have Fun with Time Management”, buku ini berisi seperangkat pedoman untuk menggunakan teknik pomodoro, buku tersebut penjualannya terbilang cuku laris dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Dalam Nasution (2022) ada lima mekanisme dasar yang harus diketahui dalam penggunaan teknik pomodoro:

  1. menentukan tugas yang ingin diselesaikan dan dikerjakan satu persatu dengan konsentrasi penuh,
  2. mengatur waktu belajar, biasanya 1 fase sama dengan 25 menit dan 5 menit istirahat. 1 repetisi sama dengan 4 fase, maka ada 4 kali belajar dan 4 kali istirahat,
  3. mencoba tetap fokus dalam mengerjakan tugas, dan tidak mudah terdistraksi oleh sesuatu seperti handphone, musik, dan lain sebagainya,
  4. menulis setiap perkembangan selama proses belajar, bisa menulis per pase atau per repetisi, tujuan dari menulis ini supaya tidak lupa materi yang telah dipelajari,
  5. melakukan istirahat, bisa dilakukan per fase atau bisa dilakukan pe repetisi. Waktu istirahat per fase 5 menit sedangkan per repetisi biasanya 15-30 menit.

Pada saat ini teknik pomodoro telah dilakukan oleh khalayak umum, hal ini menjadi bukti bahwa teknik pomodoro efektif untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi menunda-nunda untuk mengerjakan sesuatu, dan mengatur waktu yang lebih efektif. Teknik pomodoro lahir dari seseorang yang memiliki rasa ingin tahu, kreatif, dan mencoba ide-ide baru yang telah dia temukan.

 

REFERENSI BACAAN

Introvert Peringatan. (2023). “The Man Behind the Podomoro Technique: A Look into the life of Francesco Cirillo”. [Online]. Diakses: https://medium.com/@theintrovertalert/the-man-behind-the-pomodoro-technique-a-look-into-the-life-of-francesco-cirillo-80ca95ed0535

Nasution, dkk. (2022). “Penerapan Teknik Pomodoro dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas Belajar Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas Sistem Informasi-3”. Jurnal Inovasi Pendidikan. Vol. 3 No. 5 Hlm. 6035-6040