Senja merona tanpa suara
Senja merona tanpa suara

Senja adalah waktu di akhir hari ketika matahari mulai tenggelam di cakrawala dan langit berubah menjadi warna-warna indah seperti oranye, merah muda, dan ungu.

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, terdapat seorang gadis muda bernama Sita. Sita adalah seorang seniman yang gemar melukis pemandangan alam. Setiap senja, Sita selalu menyempatkan diri untuk pergi ke tepi danau yang tenang untuk menikmati keindahan matahari terbenam.

Suatu hari, Sita pergi ke tepi danau seperti biasa. Namun, saat matahari mulai tenggelam, Sita merasa ada yang berbeda. Senja kali ini terasa lebih indah dan mempesona. Warna langit mulai berubah menjadi nuansa merah muda yang lembut, memantulkan warna merona yang memukau.

Sita segera mengambil kanvas dan cat airnya, dan mulai melukis pemandangan senja yang mempesona tanpa bersuara. Dia mencoba menangkap keindahan senja merona dengan sapuan kuas yang lembut dan teliti. Setiap goresan cat airnya menciptakan harmoni warna yang memukau, menggambarkan keindahan alam yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

Saat Sita selesai melukis, senja sudah hampir tenggelam dan malam mulai turun. Dia duduk diam menatap lukisannya dengan penuh kekaguman. Meskipun senja telah merona tanpa bersuara, lukisan Sita berhasil mengekspresikan keindahan dan kelembutan senja yang tak terlukiskan.

Keesokan paginya, Sita menghadirkan lukisan senja merona tanpa bersuara itu dalam pameran seni desa. Para pengunjung terpesona oleh keindahan lukisan tersebut dan terhanyut dalam keindahan senja yang tertuang dalam kanvas. Sita tersenyum bangga, mengetahui bahwa lukisannya telah berhasil menyampaikan pesan keindahan alam yang tak terungkapkan dengan kata-kata.



Tags